Keuntungan Dan Resiko Jual Beli Saham

Keuntungan Dan Resiko Jual Beli Saham

Keuntungan dan Resiko Jual Beli Saham –  Saham merupakan selaku produk investasi, otomatis memberi pain atau gain bagi seorang investor, karena sudah sifat alami produk investasi yang lekat dengan untung dan rugi. Pain mempunyai arti merugi sedangkan gain merupakan meraup untung. Ya, selama kalian melaksanakan investasi, kalian mesti siap dengan keduanya. Meskipun demikian, jangan terlalu khawatir. Sebab, hal-hal yang mau mengakibatkan kerugian akan bisa disiasati dengan aneka macam cara. Semua tergantung pada penanam modal sendiri, apakah ia siap untuk senantiasa mencar ilmu, memperbesar ilmu, dan mengasah kemampuannya dalam melaksanakan transaksi saham. (Baca :  11 Jenis Indeks Harga Saham di Indonesia ).

Mungkin kita banyak mendengar cerita kerugian yang banyak dialami saat seseorang ikut dalam bertransaksi saham. Bahkan, banyak juga cerita dari penggalan bumi barat sana bahwa seseorang penanam modal pernah mengalami kerugian besar karena transaksi saham yang rampung dengan bunuh diri. Namun baru-baru ini kita juga sering mendengar berita serupa di Indonesia. Meski demikian, keuntungan yang ditawarkan dalam transaki saham jauh lebih menggiurkan di mata orang-orang. Berbagai keuntungan yang hendak kalian peroleh bila berinvestasi saham antara lain ialah selaku berikut.

Keuntungan Membeli Saham

1. Dividen

Dividen ialah pembagian keuntungan dari emiten kepada penanam modal. Jika kalian mempunyai saham PT Telkom Indonesia, maka kalian akan mendapatkan dividen alias pembagian keuntungan dari PT Telkom Indonesia. Dividen ini berasal dari keuntungan yang didapat oleh perusahaan publik tersebut.

Misalnya, Reza berbelanja saham PT Telkom sebanyak 20 lot (2000 lembar saham) dengan harga saham per lembar merupakan Rp3.000,00 PT Telkom kemudian membagikan keuntungan perusahaan atau dividen sebanyak Rp300,00 per lembar saham. berarti, laba atau dividen yang didapatkan oleh Reza ialah Rp300,00 x 20 lot saham = Rp600.000,00 .

Dividen pada dasarnya akan dibagikan sesudah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat biasa pemegang saham. Dividen ini akan dibagikan pada setiap kala waktu tertentu. Kaprikornus, kalau seorang penanam modal saham ingin mendapatkan keuntungan berbentukdividen, maka ia mesti mempunyai atau menyimpan saham tersebut dalam rentang waktu tertentu hingga saham tersebut berada dalam masa waktu yang akan dibagikannya dividen.

Keuntungan Dan Resiko Jual Beli Saham

Dalam pasar modal, terdapat dua jenis dividen yang pernah dibagikan, merupakan selaku berikut.

  • Dividen Tunai
Dividen tunai berupa sejumlah duit tunai yang mau dibagikan terhadap pemegang saham . Jumlahnya sesuai dengan jumlah yang sudah disetujui dalam rapat biasa pemegang saham.
  • Dividen Saham
Dividen saham berupa keuntungan perusahaan yang dibagikan  dalam bentuk lembarab saham dan bukan duit tunai. Sehingga otomatis keuntungan yang ditemukan oleh investor yaitu dengan bertambahnya jumlah saham yang dimilikinya.
 
2. Capital Gain

Capital gain yaitu keuntungan yang didapat pada ketika kalian menjual saham melampaui harga beli. Pada biasanya, program jual beli saham di pasar sekunder menimbulkan timbulnya capital gain, yakni selisih antar harga beli dan harga jual saham. Misalnya, pada duduk perkara Andra. Dia berbelanja 2 lot saham seharga Rp500. Andra kemudian menjualnya seharga Rp700, maka capital gain Andra yakni Rp200 per saham.

Baca Juga : Tips Memulai Investasi Untuk Pasangan Muda

Menghitung Keuntungan Investasi

Seorang penanam modal atau trader saham saham yang melaksanakan transaksi saham pasti ada maksudnya. Goal akhir dalam berinvestasi tentu untuk menumbuhkan nilai uang yang kita miliki. Pada lazimnya , total return atas investasi mempunyai dua penggalan, yakni selaku berikut.
  • Return tunai, misalnya merupakan dividen.
  • Return berbentuk capital gain atau capital loss disebabkan alasannya yakni nilai aset yang dibeli mengalami pergeseran nilai baik meningkat atau turun.
Cara mengkalkulasikan return investasi dapat dilakukan seperti studi kasus berikut ; Joni berbelanja 100.000 lembar saham reguler milik PT Indomart seharga Rp1000,00 per lembar. Saham -saham ini kemudian dijual setahun kemudian dengan harga Rp1500,00 sementara dividennya bernilai Rp.100,00 per lembar. Joni mencari tahu bagaimana keadaan return investasnya ini. Perinciannya merupakan sebagi berikut: Total return rupiah atas investasi Joni yakni dividen + capital gain = Rp10.000 + Rp50.000,00 = Rp60.000,00.

Menghitung Resiko Investasi

Selain menjumlah untung atau return investasi, resiko juga perlu kita perhitungkan. berikut ini merupakan cara menhitung resiko investasi. Resiko investasi lazimnya sering disamakn dengan dispersi atau variabilitas. Jika return sebuah aset tidak punya variabilitas, maka aset tersebut dibilang tidak punya resiko. Sementara makin besar variabilitas return aset, maka makin besar pula kemungkinan return bertentangan dengan hasil yang dibutuhkan. Alat yang paling sering digunakan sebagai pengukur variabilitas return yakni varince/varian dan standard deviation/deviasi tolok ukur.
No pain no gain, demikian perumpamaan orang bijak. Demikian pula dalam dunia saham, ada pain dan ada gain. Tetapi, penanam modal hanya akan berjumpa dengan salah satunya saja dalam satu potensi , antara pain saja atau gain saja. Nah, bentuk pain dalam investasi saham yakni dikala terjadi hal-hal tersebut.
  • Tidak Mendapatkan Dividen
penanam modal tidak akan menemukan dividen dikala perusahaan publik yang sahamnya kita miliki mengalami kemunduran dalam bisnisnya atau dikala rapat lazim pemegang saham memutuskan tidak akan membagikan dividen, sehingga pemilik saham akan kehilangan pendapatan dari saham tersebut.
  • Capital Loss
Investor akan mengalami capital loss dikala memilih untuk menjual saham di bawah harga beli. jadi, ini kebalikan dari capital gain. 
 
  • Resiko Likuiditas
Resiko likuiditas yang ada kini ini berupa dua hal, selaku berikut.
1. Resiko likuidtas yang terjadi jikalau saham yang ingin kita jual tidak bisa dijual dengan segera atau sesuai harga yang diharapkan.
Misalnya : Rangga ingin menjual saham PT Lollipop yang dimilikinya dengan harga Rp2000. Saham itu dahulu dibeli Rangga dengan harga Rp1.500. Tapi ternyata, harga saham itu sekarang Rp1.750. Akibatnya, Rangga mengalami resiko likuiditas alasannya adalah tak bisa menjual saham PT Lolipop dengan harga yang diharapkan.
2. Resiko likuiditas juga bisa terjadi bila perusahaan publik yang sahamnya kita miliki tersebut dinyatakan pailit oleh pengadilan atau dibubarkan. Nah, dalam perkara ini, para pemilik saham merupakan orang-orang terakhir yang mau memperoleh pembagian hasil penjualan aset perusahaan tersebut, yakni sehabis semua utang dan kewajiban perusahaan tersebut lunas atau terpenhi.
  • Delisting dari bursa
Delisting yakni dihapusnya perusahaan dari list bursa. Jika hal ini terjadi, maka kita akan kesusahan melaksanakan transaksi jual beli saham dan akan mengalami kesulitan pada dikala ingin keluar atau masuk ke dalam kepemilikan saham.
Perhatian : Seringkali kita mendengar perumpamaan main saham di dunia transaksi saham. Padahal, istilah main saham ini condong terdengar gambling dan tidak serius. Sementara saham merupakan suatu instrumen investasi yang mesti dilakukan dengan cermat untuk menemukan gain yang dikehendaki. Main saham dan gambling alias judi sebetulnya jauh dari istilah bergotong-royong di pasar modal. hal ini alasannya yakni bukanlah fasilitas judi. Para pelaku dalam pasar modal masing-masing mendapatkan sharing profit dari transaksi yang mereka jalankan di bursa saham. Makara, bukan mirip di Casino, dimana satu pihak menang sementara pihak yang lain merugi.


Kesimpulan :
Saham yakni produk investasi, otomatis memberi laba atau kerugian bagi seorang penanam modal, alasannya yaitu sudah sifat alami produk investasi yang lekat dengan untung dan rugi. Ya, selama kalian melakukan investasi, kalian mesti siap dengan keduanya. Walaupun demikian, jangan terlalu panik. Sebab, hal-hal yang mau menyebabkan kerugian akan bisa disiasati dengan aneka macam cara. Semua tergantung pada penanam modal sendiri, apakah ia siap untuk selalu belajar, memperbesar ilmu, dan mengasah kemampuannya dalam melaksanakan perdagangan saham. Selamat berinvestasi.